Fitur DICOM Windowing, teknik mengatur kecerahan dan kontras gambar medis

Khaeruddin Asdar Avatar
Fitur DICOM Windowing, teknik mengatur kecerahan dan kontras gambar medis

Windowing dalam DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine) adalah teknik yang digunakan untuk mengatur kecerahan dan kontras gambar medis, seperti CT scan atau MRI. Gambar DICOM menyimpan data piksel dalam rentang nilai intensitas yang luas. Namun, karena keterbatasan monitor tampilan dan penglihatan manusia, sering kali diperlukan penyesuaian rentang ini untuk fokus pada jaringan atau struktur tertentu.

Konsep Utama dalam DICOM Windowing:

Window Width (WW): Mengontrol rentang nilai piksel yang ditampilkan. Semakin lebar window width, semakin banyak nilai piksel yang terlihat, menghasilkan gambar dengan kontras yang lebih rendah. Window width yang sempit meningkatkan kontras, tetapi mengurangi rentang nilai piksel yang terlihat.

Window Level (WL): Ini adalah titik tengah dari rentang intensitas yang ditampilkan. Mengatur window level akan menggeser pusat rentang intensitas yang terlihat, memungkinkan pengguna untuk fokus pada jenis jaringan yang berbeda (misalnya, tulang, jaringan lunak).

Cara Kerjanya:

Nilai Piksel: Gambar DICOM mengandung nilai piksel yang mewakili intensitas radiasi yang diserap oleh jaringan. Nilai-nilai ini dipetakan menjadi skala abu-abu untuk ditampilkan.

Proses Windowing:

  • Setel window level untuk menyesuaikan rentang intensitas yang dipusatkan.
  • Ubah window width untuk menentukan rentang nilai yang ditampilkan. Segala sesuatu di bawah batas bawah muncul hitam, dan di atas batas atas muncul putih, dengan nilai di antaranya ditampilkan dalam berbagai gradasi abu-abu.

Penggunaan Klinis:
  • Bone Windowing: Untuk memvisualisasikan jaringan padat seperti tulang, digunakan window level yang lebih tinggi dan window width yang lebih lebar untuk menyoroti struktur ini.
  • Soft Tissue Windowing: Untuk melihat jaringan lunak, digunakan window level yang lebih rendah dan window width yang lebih sempit, sehingga perbedaan halus dalam densitas jaringan lebih mudah diamati.

Fitur ini membantu ahli radiologi menyesuaikan tampilan gambar agar fokus pada area diagnostik tertentu.

Pada gambar DICOM, fitur windowing paling sering digunakan dalam CT scan (Computed Tomography) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Ini karena kedua modalitas tersebut menghasilkan gambar dengan berbagai rentang intensitas yang mewakili struktur anatomi berbeda. Berikut beberapa contoh penggunaan yang umum:

1. CT Scan (Computed Tomography):
  • Bone Windowing: Paling sering digunakan untuk memvisualisasikan tulang. Nilai windowing yang tinggi (dengan level dan width yang lebih lebar) digunakan untuk memperjelas struktur tulang yang keras.
  • Lung Windowing: Digunakan untuk melihat struktur paru-paru. Dalam kasus ini, window width dan level disesuaikan untuk menyoroti detail-detail jaringan lunak paru-paru dan pembuluh darah.
  • Soft Tissue Windowing: Digunakan untuk organ-organ dalam (seperti otak, hati, atau ginjal). Biasanya menggunakan level dan width yang lebih rendah untuk menekankan perbedaan kecil dalam densitas jaringan lunak.
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging):
  • T1 dan T2 Weighted Imaging: Windowing sering digunakan untuk menyesuaikan kontras pada gambar T1 atau T2 weighted, yang masing-masing memvisualisasikan cairan dan jaringan lunak dengan detail berbeda.
  • Soft Tissue Windowing: Pada MRI, windowing sering kali disesuaikan untuk melihat jaringan lunak seperti otak, otot, atau organ-organ internal, karena MRI lebih baik dalam menunjukkan perbedaan tekstur jaringan.
Kenapa Sering Digunakan pada CT dan MRI?

CT scan dan MRI menghasilkan rentang nilai piksel yang luas dari berbagai jaringan dan struktur tubuh, sehingga diperlukan penyesuaian windowing untuk melihat area tertentu dengan lebih jelas. Windowing membantu fokus pada jaringan tertentu (seperti tulang, jaringan lunak, atau paru-paru) dengan mengoptimalkan tampilan sesuai dengan kebutuhan klinis.

Jadi, CT scan paling sering memanfaatkan windowing untuk menyoroti tulang, paru-paru, dan jaringan lunak, sementara MRI digunakan terutama untuk menampilkan kontras jaringan lunak.

Sebagai tambahan, beberapa poin penting terkait windowing pada DICOM adalah:

  1. Fleksibilitas Visualisasi: Karena satu gambar DICOM bisa mengandung rentang nilai intensitas yang sangat luas, windowing memungkinkan ahli radiologi untuk menyesuaikan tampilan gambar secara fleksibel, tergantung pada bagian tubuh atau jenis jaringan yang sedang diperiksa.
  2. Penggunaan di Modalitas Lain: Meskipun paling sering digunakan dalam CT dan MRI, windowing juga dapat digunakan pada gambar dari modalitas lain seperti PET scan (Positron Emission Tomography) atau Ultrasound, meskipun dengan karakteristik yang berbeda karena jenis citra dan informasi yang dihasilkan.
  3. Fungsi Diagnostik yang Kritis: Tanpa penyesuaian windowing yang tepat, detail penting dalam gambar medis bisa tersembunyi atau kurang jelas. Windowing membantu mengungkap area yang mungkin menunjukkan kelainan, lesi, atau masalah kesehatan lainnya yang perlu diperhatikan lebih lanjut.
  4. Parameter yang Dapat Dikustomisasi: Dalam beberapa sistem DICOM, pengguna bisa mengatur window width dan window level secara manual atau memilih preset yang telah disesuaikan untuk organ atau jaringan tertentu (misalnya, preset untuk otak, paru-paru, atau abdomen).
  5. Penyimpanan Metadata: Pengaturan windowing yang diterapkan saat membaca gambar dapat disimpan sebagai bagian dari metadata DICOM. Ini memastikan bahwa gambar tersebut dapat dilihat dengan pengaturan yang sama di perangkat lain, memfasilitasi kolaborasi antar ahli medis.

Dengan begitu, windowing adalah elemen kunci dalam memaksimalkan informasi diagnostik yang bisa diperoleh dari citra medis.

Kesimpulannya, windowing pada gambar DICOM paling sering digunakan dalam modalitas CT scan dan MRI untuk mengatur kecerahan dan kontras gambar, sehingga berbagai jaringan atau struktur tubuh dapat terlihat lebih jelas. Fitur ini penting untuk membantu ahli radiologi memfokuskan tampilan pada area diagnostik spesifik, seperti tulang, paru-paru, atau jaringan lunak. Pada CT scan, windowing sering digunakan untuk menyoroti struktur tulang, paru-paru, dan jaringan lunak, sementara pada MRI, windowing digunakan untuk mengoptimalkan kontras pada jaringan lunak seperti otak atau organ-organ internal.