Peringatan Ancaman Kesehatan Global pada 2025

Khaeruddin Asdar Avatar
Peringatan Ancaman Kesehatan Global pada 2025

Para ahli memperingatkan beberapa ancaman kesehatan global yang perlu diwaspadai pada tahun 2025, termasuk flu burung, penyakit X (penyakit yang belum diketahui yang dapat menyebabkan pandemi di masa depan), dan demam berdarah. Peningkatan kewaspadaan dan persiapan diperlukan untuk menghadapi potensi ancaman ini.

Salah satunya adalah flu burung yang belakangan kasusnya dilaporkan meningkat di Amerika Serikat dan menunjukkan tanda-tanda mutasi baru. Selain itu, Covid-19 juga masih berpotensi kembali merebak pada tahun 2025 karena hingga kini virus tersebut belum hilang sepenuhnya.

Berikut beberapa jenis penyakit yang perlu diwaspadai 2025:

1. Flu Burung

Flu burung adalah penyakit yang disebabakan oleh virus influenza tipe A. Biasanya, virus ini menginfeksi unggas. Peneliti senior bidang kesehatan global University of Southapton, Michael Head mengatakan, flu burung masuk ke dalam daftar ancaman penyakit menular yang mungkin terjadi pada 2025, dilansir dari Unilad, Senin (30/12/2024).

Penyakit ini berevolusi dalam berbagai bentuk dan sedikit mirip dengan varian Covid-19, sehingga berpotensi menyebabkan pandemi. Meski terjadi pada hewan, dia memperingatkan penularan terhadap manusia kemungkinan bisa terjadi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan kasus flu burung yang menginfeksi seorang anak di Benggala Barat, India pada 11 Juni 2024. Anak tersebut memiliki riwayat kontak dengan unggas dan telah pulih setelah dirawat di rumah sakit.

2. Penyakit X

Penyakit X adalah istilah yang digunakan WHO untuk menyebut penyakit yang belum teridentifikasi. Head melanjutkan, penyakit X ini merujuk pada serangga yang berpotensi menyebabkan wabah besar, bahkan pandemi. Menurutnya, dunia belum siap menghadapi pandemi baru, meski kini teknologi sudah canggih dan memungkinkan penggunaan mRNA untuk vaksin dan obat-obatan.

3. Demam Berdarah (DBD)

Demam berdarah (DBD) adalah penyakit virus yang paling sering ditularkan melalui nyamuk. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara dan Amerika Selatan, tetapi semakin banyak kasus dilaporkan muncul di Eropa selatan akibat perubahan iklim. Profesor kedokteran di University of East Anglia, Paul Hunter memperkirakan, kasus DBD akan meluas di Eropa pada 2025. Perancis, Italia, dan Spanyol adalah negara yang berpotensi mengalami wabah DBD.

4. Chikunguya

Meski hanya ada satu kasus chikungunya yang dikonfirmasi di Eropa pada 2024, tetapi penyakit ini berpotensi meningkat tahun depan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Chikungunya (CHIKV) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Profesor Hunter mengatakan, pada 2024, kasus chikungunya banyak terjadi di Brasil dengan jumlah mencapai 400.000 kasus antara Agustus hingga Oktober. Orang yang menderita chikungunya biasanya mengalami gejala nyeri sendi dan demam sekitar lima hari setelah terinfeksi.

5. Demam West Nile

Demam West Nile adalah penyakit yang juga ditulakan melalui gigitan nyamuk dan dapat menyerang manusia, kuda, serta beberapa spesies burung. Selain nyamuk, virus ini juga bisa ditularkan melalui transfusi darah dan transplantasi organ. Infeksi virus West Nile pada manusia telah dilaporkan di Spanyol, Perancis, Italia, Yunani, dan Jerman pada awal November 2024. Sekitar 80 persen manusia yang terinfeksi virus West Nile biasanya tidak menunjukkan gejala, tetapi 20 persen orang lainnya yang terinfeksi akan mengalami demam. Pada kasus yang jarang terjadi, demam West Nile dapat berkembang menjadi penyakit Neuroinvasif West Nile (WNN), yaitu kondisi ketika sistem saraf terinfeksi virus dan berpotensi menyebabkan meningitis hingga radang otak.

6. Campak

Campak adalah infeksi virus yang banyak menyerang anak kecil. Penularan terjadi melalui percikan liur ketika bersin dan batuk. Penyakit ini ditandai dengan gejala yang mirip flu dan muncul ruam atau bercak-bercak besar pada kulit. Campak merupakan penyakit yang mematikan. Pada 2023, campak telah merenggut lebih dari 107.000 jiwa secara global.

7. Covid-19

Meski telah mereda, Covid-19 sejatinya tidak pernah hilang dan masih menyebar. Bahkan, virus ini masih bermutasi dan berubah menjadi jenis baru yang berpotensi lebih menular, serta kebal terhadap vaksin. Pada Oktober 2024, UK Health Security Agency (UKHSA) mengonfirmasi varian baru Covid-19 yang tampaknya lebih menular, yaitu XEC. Varian XEC ini telah memicu peningkatan kasus mendadak di penjuru Inggris. Dalam seminggu, kasus meningkat dari 3,7 per 100.000 menjadi 4,5 per 100.000.

8. Kolera

Kolera adalah salah satu ancaman kesehatan global yang ditetapkan oleh WHO. Penyakit ini meliputi diare parah yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air terkontaminasi bakteri Vibro cholerae. Pada kasus yang ekstrem, bakteri tersebut dapat menginfeksi dan berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan kematian dalam beberapa jam jika tidak diobati.

Setiap tahunnya, kematian akibat kolera tercatat mencapai 143.000 orang. Menurut Profesor Hunter, pada 2025, kasus kolera kemungkinan meningkat seiring dengan migrasi masyarakat akibat perubahan iklim. Penyakit kolera lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia dibandingkan Eropa.

source : kompas.com